Stroberi: Cara Menanam, Pembenihan, Pemupukan, dan Panen

Diposting pada

Tim Organisasi Asgar

Cara Menanam Budidaya Stroberi atau Strawberry

Bukan hanya remaja yang menyukai stroberi, tapi juga anak-anak, dan bahkan kaum tua pun menyukai buah ini.

Selain disajikan dalam keadaan segar, kita juga sering menemukan produk olahan dari stroberi ini.

Demikian pula dengan snack dan susu yang sering dikonsumsi, acapkali yang tertera rasa strawberry.

Oke, ternyata stroberi adalah salah satu produk pertanian yang sangat digemari masyarakat.

Marilah kita telusuri sejarah strawberry. Stroberi atau bahasa latinnya adalah Fragaria x ananassa untuk pertama kali ditemukan di Amerika selatan yaitu di Chili.

Strawberry di Indonesia

Di Garut dan Ciwidey ada varietes stroberi Earlibrite (Holibert).

Di Purbalingga ada varietas stroberi yaitu osogrande. Di Karangannyar ada varietas selva.

Di Bedugul Bali ada varietas Rosa Linda, Sweet Charlie, Aerut, dan Camarosa. Di Brastagi ada Dorit, lokal Brastagi dan California.

Di Bondowoso ada Chandler. Sedangkan di Batu ada PTPN XII dan Lokal Batu.

Tempat yang cocok menanam stroberi

Berikut ada ciri-ciri daerah yang dapat dengan subur menanam strawberry:

  • Ketinggian tempat: 1.000-1.500  m dpl
  • kelembaban udara: 80-90%
  • Curah hujan: 600-700 mm/tahun
  • Penyinaran cahaya matahari: 8–10 jam
  • Suhu: 17–20 OC,
  • Media tanam: tanah liat berpasir, subur, gembur, mengandung banyak bahan organik, tata air dan udara baik,
  • pH tanah untuk budidaya di lahan terbuka:   5.4-7.0. pH untuk untuk budidaya dalam pot adalah 6.5–7,0.

Cara Menanam Stroberi

1. Menyiapkan Benih

Yang pertama dilakukan adalah memperkirakan jumlah benih dan luas lahan tanam. Untuk lahan 1 hektar diperlukan antara 40.000-50.000 benih

Perbanyakan sistem stolon adalah perbanyakan vegetatif yang baik. Karena Stolon dapat  menghasilkan klon tanaman induk,

hal ini membuat tanaman dapat tumbuh di tanah dengan mudah.

Cara perbanyakan stolon:

  • Pilihlah tanaman induk yang berumur 1-2 tahun
  • Pilih juga benih stolon rumpun yang  telah memiliki akar sulur pertama dan kedua
  • Selama kurang lebih 1 bulan, stolon ditanam dalam polybag atau plastik hingga daun mencapai 3 lembar dan penampakan segar
  • Langkah akhir adalah memotong, kemudian stolon siap ditanam

Perbanyakan cara lain yaitu benih anakan, caranya adalah: 

  • Pilihlah tanaman induk yang berumur 1-2 tahun
  • Bongkoarlah rumpundengan cangkul
  • Bagilah tanaman induk menjadi beberapa bagian yang sedikitnya mengandung 1 anakan.
  • Siap ditanam

Di samping itu ada juga cara perbanyakan yang dilakukan untuk mendapatkan benih yang terbebas dari virus. Cara ini disebut perbanyakan in vitro.

Meristem pucuk yang berukuran 0,5 – 0,7 mm ini pada umumnya tidak mengandung virus.

Lalu meristem pucuk tersebut ditanam dalam media kultur dalam kondisi aseptik di sebuah laboratorium.

2. Penanaman di lahan

Cara pertama adalah menanam stroberi di kebun tanpa menggunakan mulsa plastik. Berikut adalah langkah-langkahnya:

  • Olahlah lahan sedalam 30 s.d 40 cm. Lakukanlah pada awal musim hujan
  • Setelah itu kering dan anginkan selama 15 s.d 30 hari
  • Buatlah bedengan dengan ukuran lebar 80 x 100 cm dan tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dengan lahan,
  • Buatlah jarak antar bedengan 40 x 60 cm atau guludan: lebar 40 x 60 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dengan lahan,
  • Buatlah jarak antar guludan 40 x 60 cm,
  • Kemudian taburkanlah pupuk kandang atau kompos sebanyak 20-30 ton per hektar secara merata di permukaan bedengan/guludan,
  • Kemudian biarkanlah bedengan / guludan selama 15 hari.

Cara kedua adalah menanam di Kebun Dengan Mulsa Plastik. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

  • Olahlah tanah dengan baik di awal musim hujan
  • Lalu kering dan anginkan selama 15 s.d 30 hari
  • Buatlah bedengan dengan ukuran lebar 80 x 120 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dengan lahan.
  • Buatlah jarak antar bedengan 60 cm atau guludan dengan ukuran lebar bawah 60 cm, lebar atas 40 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dengan lahan.
  • Buatlah jarak antar bedengan 60 cm.

3. Perawatan stroberi

Sebelum tanaman berusia 15 hari, lakukanlah penyulaman. Yang disulam adalah tanaman yang mati atau tumbuh tidak normal.

Kemudian lakukanlah pewiwilan atau penyiangan. Ini dilakukan pada stroberi tanpa ataupun dengan mulsa plastik.

Caranya adalah Mulsa yang berada di antara barisan/bedengan dicabut dan dibenamkan ke dalam tanah.

Waktu penyiangan tergantung dari pertumbuhan gulma, biasanya dilakukan bersama pemupukan susulan.

Kalau stroberi terlalu rimbun dan terlalu banyak daun, maka harus dipangkas.

4. Pemberian Pupuk

Tahap awal yaitu pada pembenihan, berikanlah pupuk NPK bisa digunakan dengan kadar N lebih tinggi dari P dan K, seperti NPK 32-10-10

Kemudian pada tahap berikutnya gunakanlah pupuk dengan kadar NPK yang seimbang 20-20-20 atau NPK 10-10-10.

Lalu pada tahap generatif atau waktu pembentukan buah, berikanlah pupuk NPK dengan kadar N dan K 1:2 atau 1:3.

Pada tahap ini pupuk yang digunakan adalah KNO3 atau NPK 10-10-20.

5. Mengenali jenis penyakit tanaman stroberi, gejala dan pengendaliannya

  • Empelur merah (Phytopthora fragariae Hickman), Yaitu penyakit yang menyerang akar. Ciri-ciri dan gejalanya adalah: tanaman jadi kecil lalu layu, jika akar dipotong akan terdapat cincin merah. Cara pengendalian adalah dengan fungisida sistemik namun tidak dianjurkan pada dua pekan menjelang panen.
  • Busuk buah matang (Colletotrichum fragariae Brooks). Ciri-ciri dan gejalanya adalah: buah masak menjadi kebasah-basahan berwarna coklat muda dan buah dipenuhi massa spora berwarna merah jambu. Cara pengendalian adalah lakukan penyemprotan berbahan aktif tembaga seperti Kocide 80 AS, Funguran 82 WP, Cupravit OB 21.
  • Kapang kelabu (Botrytis cinerea). Ciri-ciri dan gejala: bagian buah membusuk dan berwarna coklat lalu mengering. Cara pengendalian adalah lakukan penyemprotan dengan fungisida Benlate atau Grosid 50 SD.

6.  Mengenali jenis hama, gejala, dan cara pengendaliannya

Ada beberapa hama yang sering menghantui stroberi

  • Tungau (Tetranychus sp. dan Tarsonemus sp.). Ukurannya kecil. Yang  betina berbentuk oval, jantan berbentuk agak segi tiga dan telur kemerah-merahan. Ciri-ciri dan gejala tanaman terjangkiti tungau adalah: daun berbercak kuning sampai coklat, keriting, mengering dan gugur. Cara pengendalian adalah lakukan penyemprotan insektisida Omite 570 EC, Mitac 200 EC atau Agrimec 18 EC.
  • Nematoda (Aphelenchoides fragariae atau A. ritzemabosi). Hidup di pangkal batang bahkan sampai pucuk tanaman. Ciri-ciri dan gejala tanaman terjangkiti Nematoda adalah: tanaman tumbuh kecil, tangkai daun kurus dan kurang berbulu. Cara pengendalian adalah lakukan penyemprotan nematisida Trimaton 370 AS, Rugby 10 G atau Nemacur 10 G.
  • Kutu daun (Chaetosiphon fragaefolii). Kutu berwarna kuning-kuning kemerahan, kecil dengan ukuran 1-2 mm, hidup bergerombol di permukaan bawah daun. Ciri-ciri dan gejala tanaman terjangkiti kutu daun adalah: pucuk/daun keriput, keriting, pembentukan bunga/buah terhambat. Cara pengendalian adalah lakukan penyemprotan insektisida Fastac 15 EC dan Confidor 200 LC.

7. Memanen Stroberi

Sebelum memasuki masa panen, stroberi mulai berbunga ketika berumur 2 bulan setelah tanam. Langkah awalnya adalah membuang bunga pertama tadi.

Lalu ketika stroberi mencapai usia 4 bulan, bunga yang tumbuh kemudian dibiarkan saja tumbuh, karena akan menjadi buah.

Proses tumbuhnya bunga menjadi buah ini akan terus terjadi selama 2 tahun tanpa henti.

Inilah proses pemanenan stroberi yang dapat dipetik, dimakan, atau dijual ke pasaran.

8. Supaya hasil yang telah dipanen maksimal

Berikut adalah cara memaksimalkan hasil panen stroberi

  • Simpanlah stroberi secara pelan-pelan dan hati-hati ke dalam wadah. Supaya buah tidak memar dan rusak
  • Letakkanlah buah stroberi di tempat yang teduh.
  • Lakukanlah penyortiran berdasarkan grade yang sudah ditentukan
  • Buatlah kemasan buah stroberi dalam mika plastik yang diberi lubang

Demikianlah informasinya, semoga bermanfaat