Peluang, Manfaat, Syarat, dan Cara Budidaya Bawang Merah

Diposting pada

Tim Pertanian Organisasi Asgar

Banyak di antara kita, baik itu keluarga, sahabat dan rekan kantor yang mungkin mendengar istilah Budidaya Bawang Merah, dan ingin mengusahakannya.

Tapi banyak di antara kita yang belum tahu dan bertanya, tentang apa itu Budidaya Bawang Merah, bagaimana cara,

kapan bisa tersedia, berapa biaya, kenapa bisa jadi peluang, dimana tempat, dan kepada siapa bisa bertanya.

Oleh karena itu, bersama ini Organisasi Asgar akan berbagai tips dan trik mudah cara mendapatkannya, semoga bermanfaat.

Prospek yang Bagus

Akhir-akhir ini harga bawang merah sangat melambung tinggi, tapi masih terus dibeli.

Bawang sangat penting dalam kehidupan kita terutama untuk masakan sehari-hari baik untuk keperluan rumah tangga maupun untuk usaha makanan.

Bawang merah adalah sayuran semusim yang bahasa latinnya adalah Allium ascalonicum L. Bawang merah dikelompokkan dalam famili Liliaceae.

Ciri-cirinya adalah berumur pendek dan diperbanyak secara vegetatif menggunakan umbi. Juga ada secara generatif dengan biji (TSS=True Shallot Seed).

Manfaat Bawang Merah

Bawang merah sangat bermanfaat bagi kebutuhan makan kita yang dijadikan sebagai bumbu masakan sehari-hari kita.

Manfaat lain bawang merah adalah sebagai obat tradisional dan berguna untuk menurunkan suhu panas orang yang sedang sakit.

Syarat Lahan yang Cocok

Bawang merah dapat ditanam di dataran rendah sampai tinggi yaitu antara 0 s.d 1000 meter di atas permukaan laut.

Tapi untuk hasil yang baik dan maksimal ketinggian yang disarankan adalah 0–450 m dpl.

Bawang merah memerlukan penyinaran cahaya matahari yang banyak yaitu minimal 70% penyinaran.

Suhu yang dibutuhkan adalah antara 25-32oC. Kelembaban yang diperlukan adalah antara 50-70%.

Bawang merah sangat sensitif pada curah hujan dan intensitas hujan yang tinggi serta cuaca berkabut.

Juga memerlukan tanah berstruktur remah, tekstur sedang sampai liat, drainase dan aerasi yang baik.

Bawang merah juga butuh tanah yang mengandung bahan organik maksimal juga pH tanah netral (5,6– 6,5).

Tanah yang paling sesuai untuk bawang merah adalah tanah Aluvial atau campuran dengan tanah Glei-Humus atau Latosol.

Tanah lembab dengan air yang tidak menggenang sangat dianjurkan untuk menanam bawang merah.

Waktu Tanam yang Tepat

Bawang merah sebaiknya ditanam pada musim kemarau tapi harus tersedia air yang cukup.

Di Indonesia masa tanam yang dianjurkan adalah pada bulan April/Mei setelah padi. Atau pada bulan Juli/Agustus.

Tempat tanam bawang merah biasanya pada lahan bekas padi sawah atau tebu jika ingin ditanam pada musim kemarau.

Jika ingin ditanam juga pada musim hujan, sebaiknya pada lahan tegalan. Alternatif media tanam lain adalah melakukan tumpangsari bawang merah dengan tanaman cabai merah.

Cara Budidaya Bawang Merah

1. Mempersiapkan Benih

Benih dari varietas yang baik adalah varietas Kramat–1, kuning dan Kramat–2.

Perbanyakan bawang merah yaitu menggunakan umbi sebagai bibit. Untuk kebutuhan 1 hektar dibutuhkan umbi benih sekitar 800-1500 kg.

Cara memilih umbi bibit yang baik adalah dengan memilih tanaman yang sudah cukup tua umurnya, yaitu sekitar 60-90 hari setelah tanam (tergantung varietas).

Ukuran umbi yang bagus adalah berukuran sedang (5-10 g). Penampilan umbi bibit segar dan sehat, bernas (padat, tidak keriput), dan warnanya cerah (tidak kusam).

Setelah disampan selama 2-4 bulan setelah panen, umbi bibit baru bisa ditanam. Syarat lain adalah tunasnya harus sudah sampai ke ujung umbi.

Sedangkan cara penyimpanan umbi bibit yang baik adalah dalam bentuk ikatan di atas para-para dapur atau disimpan di gudang khusus dengan pengasapan.

2. Mempersiapkan Lahan

Jika bawang merah akan ditaman di lahan kering, maka tanah dibajak atau dicangkul sedalam 20-30 cm, lalu dibuat bedengan-bedengan dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 25 cm. Untuk panjangnya tergantung pada kondisi lahan.

Jika ingin ditaman di lahan bekas padi sawah atau bekas tebu, tanah dibuat bedengan-bedengan terlebih dahulu dengan lebar 1,75 m dan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan dengan kedalaman parit 50–60 cm dan lebar parit 40–50 cm.

Arah bedengan yang baik yaitu menghadap Timur-Barat. Tanah yang telah diolah dibiarkan sampai kering dan kemudian diolah lagi 2–3 kali sampai gembur sebelum dilakukan perbaikan bedengan-bedengan dengan rapi.

Jangka waktu yang dibutuhkan mulai dari pembuatan parit, pencangkulan tanah (ungkap 1, ungkap 2, cocrok) sampai tanah menjadi gembur dan siap untuk ditanami adalah 3–4 minggu.

3. Melakukan pemupukan

Untuk media tanam pada lahan kering/tegalan. Pupuk yang dibutuhkan adalah pupuk dasar dan pupuk susulan.

Pupuk dasar yaitu pupuk kandang sapi (15-20 ton/ha) atau kotoran ayam (5-6 ton/ha) atau kompos (2,5-5 ton/ha). Pupuk buatan juga dibutuhkan yaitu TSP (120-200 kg/ha).

Cara memberikan pupuk dasar yang dengan menyebar dan mengaduk rata dengan tanah 1-3 hari sebelum tanam.

Untuk pupuk susulan berupa Urea (150-200 kg/ha), ZA (300-500 kg/ha) dan KCl (150-200 kg/ha).

Pemupukan susulan yang pertama dilakukan pada umur 10-15 hari setelah tanam dan pemupukan susulan yang kedua yaitu pada umur 1 bulan setelah tanam, masing-masing ½ dosis.

Jika media tanam adalah pada lahan sawah. Pupuk yang dibutuhkan adalah pupuk dasar dan pupuk susulan.

Pupuk dasar adalah pupuk buatan TSP (90 kg P2O5/ha) disebar serta diaduk rata dengan tanah satu sampai tiga hari sebelum tanam.

Untuk pupuk susulan adalah 180 kg N/ha (½ N Urea + ½ N ZA) dan K2O (50-100 kg/ha).

Pemupukan susulan yang pertama diberikan pada umur 10-15 hari setelah tanam dan susulan yang kedua diberikan ketika umur 1 bulan setelah tanam, masing-masing ½ dosis

4. Melakukan pemeliharaan

Tanaman bawang merah kurang cocok jika banyak hujan, tapi tanaman ini memerlukan air yang cukup selama pertumbuhannya melalui penyiraman.

Jika ditanam di lahan bekas sawah, maka dibutuhkan penyiraman yang cukup dalam keadaan terik matahari.

Ketika musim kemarau, biasanya disiram satu kali sehari pada pagi atau sore hari sejak tanam sampai umur menjelang panen.

Pada musim hujan juga dilakukan penyiraman yaitu untuk membilas daun tanaman dari tanah yang menempel pada daun bawang merah.

Yang dapat menurunkan produksi adalah ketika bawang merah berada pada periode kritis karena kekurangan air terjadi saat pembentukan umbi.

Cara mengatasi masalah tadi yaitu melakukan pengaturan ketinggian muka air tanah (khusus pada lahan bekas sawah) dan frekuensi pemberian air pada tanaman bawang merah.

Penyiangan juga sangat penting, karena pertumbuhan gulma pada pertanaman bawang merah yang masih muda sampai umur 2 minggu sangat cepat.

Ini dilakukan untuk mengurangi kompetisi nutrisi antara bawang merah dengan gulma.

5. Mengendalikan hama dan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

Berdasarkan data, ada tiga belas jenis hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman bawang merah.

Contohnya adalah Thrips tabaci, Alternaria porii, Liriomyza chinensis, Fusarium sp., antraknos dan lain-lain.

Jika ada serangan oleh hama dan OPT, maka hasil yang diperoleh akan berkurang sekitar 26–32 %.

Cara Pengendalian dengan menggunakan Teknologi Pengendalian Hama Terpadu (PHT), adalah sebagai berikut:

  • Secara mekanik, yaitu dengan pembutitan atau pemotongan daun yang sakit atau terdapat kelompok telur Spodoptera exigua, dan penggunaan jaring kelambu, penggunaan berbagai jenis perangkap (feromon seks, perangkap kuning, perangkap lampu dll).
  • Secara kultur teknis, yaitu dengan pemupukan berimbang, penggunaan varietas tahan OPT, dan penggunaan musuh alami (parasitoid, predator dan patogen serangga).
  • Menggunakan pestisida selektif berdasarkan ambang pengendalian, dengan memperhatikan pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya.
  • Menggunakan bio–pestisida.

6. Cara dan waktu Panen Bawang Merah

Panen yang bagus supaya dilaksanakan pada keadaan tanah kering dan cuaca yang cerah. Ini dilakukan untuk mencegah serangan penyakit busuk umbi di gudang.

Panen dapat dilakukan setelah bawang merah berumur cukup tua, yaitu pada umur 60–70 hari.

Sebelum bawang merah dipanen, pastikan dulu tanda-tandanya yaitu leher batang 60% lunak, tanaman rebah, dan daun menguning.

Untuk jumlah produksi umbi kering yang bisa dihasilkan berkisar antara 6-25 ton/ha.

Cara Mengolah dan Menyimpan hasil Panen

Setelah dipanen bawang merah diikat pada batangnya untuk mempermudah penanganan.

Kemudian umbi dijemur di bawah sinar matahari langsung sampai cukup kering yaitu berkisat antara 1-2 minggu

Setelah itu dilakukan pengelompokan menurut kualitas umbi. Cara lain yang dapat dilakukan adalah menggunakan alat pengering khusus (oven) sampai mencapai kadar air kurang lebih 80%.

Untuk penyimpanan dan menunggu harga jual yang bagus, maka umbi harus disimpan dengan cara menggantungkan ikatan bawang merah di gudang khusus.

Suhu yang dibutuhkan berkisar antara 25-30ºC . Kelembaban yang dianjurkan adalah renda yaitu berkisar antara 60 s.d 80%.

Demikianlah informasinya, semoga bermanfaat